Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Abu-abu

Gambar
Kamu, temanku, sahabat lelakiku. Tak tau sejak kapan, aku memutuskan untuk menjatuhkan hatiku padamu. Sebuah kisah yang menceritakan tentang pertemuan singkat. Iya benar, pertemuan yang tidak disengaja. Membuat diriku memiliki rasa---rasa dalam diam yang membisu hingga kelu membiru. Kamu, temanku, hanya teman. Senyummu yang katanya biasa saja mampu memikat aku hingga terjerat, tatapan matamu yang teduh menyejukkan hatiku, ketika kamu diam pun masih mampu memikat aku dengan pesona wajah 'sok tampanmu itu'. Sejak kamu memposting snapgram story boomerang kita berdua yang sedang hujan-hujanan, teman-teman dikelas menjadi sering membicarakan kita. Bahkan, meledek aku habis-habisan. Merubah nama kita menjadi Dilan dan Milea. Dan semenjak itu juga aku jadi tidak leluasa jika didekatmu, karena hatiku mulai nakal jika aku disampingmu. Begitupun dengan semua teman kita, setiap hari yang aku dengar selalu 'ciee Dilan Milea'. Tapi, tak apa. bukankah kelas menjadi ...

Tuan Sirius

Ada sesuatu yang tengah menggangguku akhir-akhir ini, kamu berotasi di kepalaku semenjak sore itu, kini semuanya menjadi tak biasa. Bintang memintaku untuk menceritakan apa yang aku alami sore kemarin dan hari-hari kita sebelumnya, bolehkah? Sore kemarin, saat hujan jatuh di pelataran petang, kita menikmati setiap obrolan maupun candaan di pinggir jalan basah itu. Tawamu yang seketika menyembunyikan jendela mata hitammu, menyipit dan penuh ranjau itu terlalu indah bagi perempuan seperti aku. Rintik hujan, motor hitam, dan pisang cokelat hangat menemani kita pada petang itu. Dengan berbalut mantel hujan dan celana putih abu-abu yang sudah basah kuyup, kamu membuatku kembali ke duniaku yang berwarna---dunia yang dimana isinya hanya terdapat kebahagiaan yang aku rasakan. Lontaran-lontaran manis selalu kamu ucapkan, pipiku tak bisa menyembunyikan semburat merah yang mendadak keluar, getaran-getaran di jantungku kian mencepat, entah aku bingung dengan semua ini. Ketika mata kita ber...

Penyempurna Patahku

Di saat kamu membaca ini, mungkin bagimu sudah tiada gunanya lagi. Bahwasannya kamu yang telah leluasa, yang dulu begitu kuasa kutempatkan di semua perayaan bahagia kita, kini tampak seperti tidak terjadi apa-apa. Foto kita yang memasang lembaran penuh tawa, akhirnya menjadi pengenang waktuku ketika aku sadar---dekatnya kita tak lagi seprti yang kulihat di dalamnya. Serta senyum-senyum itu, barangkali di matamu sudah tak tergambarkan kehangatan yang pernah kita teguk bersama. Beralih ke tempat yang pernah sama-sama kita langkahkan kaki, kedai roti itu---ah, ada rasa sesak di dada yang tak bisa aku jelaskan. Aku sempat tak percaya rasanya baru kemarin kita menghabiskan waktu berdua disana. Bahkan, kau genggam aku erat seraya tak membiarkan siapapun nantinya merebut hati ini. Namun, yang terlukis disana hanyalah ingatanku. Kenyataannya, kau tetap pergi. Ada konsep yang harus kujalani selepas berakhirnya kita; Kau bergerak mendapati lagi dirimu sebagaimana mestinya, memulai hal-hal ...

Teruntuk Lelakiku [Dulu]

Hai, apa kabar? Aku kira sapaan ini mulai terdengar asing untukmu, aku kira pula kamu sudah lama melupakanku---menutup buku dan memulai episode baru. Tak apa, bagiku kamu tetap menjadi bagian menarik untuk diceritakan dalam setiap perjalananku, dan kamu tetap menjadi objek favorit untuk kutulis. Termasuk hari ini, hari bahagiamu, dan hari dimana kedewasaanmu bertambah. Maaf, aku tidak menepati janjiku untuk tetap bersamamu di setiap hari ulang tahunmu. bukannya aku yang tidak mau, melainkan kamu yang tidak mengizinkan aku untuk berada disampingmu saat hari bahagiamu tiba. Selamat bertambah umur teruntuk dirimu, dan selamat menikmati perjalanan barumu dengan seseorang yang kini sudah bersanding denganmu. tak banyak yang aku doakan untukmu di hari spesialmu ini, karena doa-doa yang baik sudah pasti diberikan oleh orang-orang terdekatmu yang lebih ikut berbahagia daripada aku. Aku hanya berdoa, semoga disisa umurmu yang bertambah ini kamu dapat bermanfaat, ...