Tentang.... - Bagian Kesatu

Hallo saya,

PC kantor,

Jari jemari

Lama sekali saya tidak berbagi kisah, karena kebetulan hidup saya sedang ada warnanya, terlalu sibuk berbahagia tidak ada waktu untuk membagikan kisah.

Dulu saya sempat berfikir, bahwa tidak ada manusia yang bisa mengerti saya, selain mantan saya. Saya berfikir, dia adalah manusia terbaik yang pernah saya temukan. Saya adalah manusia yang paling menyakitkan ketika saya harus menyadari kalau saya tidak bisa bersama dia, saya juga adalah manusia yang paling menyedihkan untuk bisa menyadari kalau dia sudah bersama orang lain. Bodoh memang, saya yang meninggalkan tapi saya sendiri yang repot. Kerepotan itu harus saya tanggung sampai satu tahun lamanya.

Setelahnya,

Saya benar-benar tidak pernah menemukan tempat cerita terbaik selain dia. Bingung, harus cerita kesiapa. Bercerita urusan hati terlalu rumit, saya tidak butuh nasihat hanya butuh didengarkan atau sekedar meluapkan. Saya coba tumpahkan kedalam tulisan-tulisan saya, mulai dari blog bahkan wattpad, yang kemudian banyak dikomentari.

“Kamu galau?”
“Move on kali!”
“Sudah, jangan diingat-ingat, lupain aja!”

Padahal, mereka gak pernah tahu bagaimana saya mencoba melupakan setiap harinya. Semakin keras saya berusaha melupakan, ternyata malah membuat saya ingat lebih dalam, lebih dalam lagi.

Sampai suatu hari…….

Tepat di malam tahun baru 2018, dan saya sedang asik dengan rutinitas rebahan saya sambil buka instegrem saya iseng mambalas snap teman-teman saya yang sedang merayakan tahun baru dengan pasangan-pasangan mereka, sebenarnya gak iseng, sengaja agar handphone saya banyak notifikasi hahaha cringe.

Lagi asik swipe snap, muncul satu snap penampakan room mobel lejen dengan caption.

"Alucard cacat"

Saya lihat user instegremnya ternyata teman sekelas saya, bisa-bisanya dia menghina Alucard a.k.a heroes kebanggaan saya kalau main Mobel Lejen. Langsung tiktiktitktik jari jemari saya mereply snap dia.

[31 Desember 2017, 21:21] Lu cacat
[31 Desember 2017, 21:21] Eh icha, ga tahun baruan?
[31 Desember 2017, 21:22] G, lu sana tahun baruan sama *biip* (cewek disekolah saya yg sering di bully)

Dimulai saat itu, saya dan dia jadi sering berkomunikasi via dm instagram oke instagram tapi dibacanya kan instegrem. Tapi, ya t-i-d-a-k intens. Hanya balas-balasan snap. Di sekolah pun biasa saja, ngobrol hanya sebatas say hi! or mabar mobel lejen bareng teman-teman yang lain.

DAN

Saya pun tau, dia sudah memiliki kekasih, kekasihnya gak jauh, satu jurusan dan kelasnya disamping kelas saya hahaha. Saya pun sering melihat mereka di balkon sekolah, bahkan saya pernah lihat isi dompet dia ada foto pacarnya. Hal bodoh yang saya ucap dalam hati saat itu.

"Manis banget sih, apa ada yang bakal ngelakuin hal seperti itu ke gue?"

Bodoh!

Setelah itu, hidup saya masih sama. Hambar setiap hari, dengan bayangan masa lalu, dengan perasaan menyesal dan bersalah yang semakin tumpah, dengan ketidakberdayaan saya untuk merelakan, dengan harapan saya yang masih sama kalau suatu hari nanti saya akan kembali bersama dia, masa lalu saya, dan saya akan memperbaiki semua kesalahan yang pernah saya lakukan.

Namun, pertengahan bulan januari harapan saya tetap menjadi harapan yang tak pernah menjadi nyata, saya masih sama. Masa lalu masih tertinggal, sedangkan  dirinya semakin bahagia dengan manusia baru dihidupnya.



[29 Januari 2018]

Teman sekelas saya ulang tahun, dan kami ingin memberinya kejutan dirumahnya sepulang sekolah. Kita diskusi rencananya bagaimana, kesana naik apa, budget berapa, sampai akhirnya saya akan dibonceng sama dia. Iya, dia si penghina heroes kebanggaan saya.

Dengan motor hitam, saya dan dia melaju ke rumah teman saya. Di tengah perjalanan turun hujan deraaaaaaaaassssssssss banget! Kita neduh lalu pakai jas hujan. Jasnya doang, bawahnya engga. Entah kenapa saya menikmati perjalanan itu. Inikah yang dinamakan pengisi hati yang sedang kosong? hahaha

Kejutan berjalan lancar, kemudian dia mengajak saya untuk boomerang, lalu saya menolaknya dan bilang.

''Ntar heboh satu sekolah kalo lu post boomerang sama gue'' sambil tertawa kecil.

''Biarin, emang biar heboh''

"Si *biip* gimana?"


"Lah, gue udah putus lama keleus!"

Jawaban yang sangat saya tidak duga. Akhirnya kita boomerang, dia post, saya engga. Dan, BOOM! Bener aja dong, banyak yang reply.

Dia berotasi di kepala saya semenjak sore itu, kini semuanya menjadi tak biasa. Ketika mata kita bertemu, tanpa sadar bibir ini memunculkan senyum yang malu. Tawa menjadi canda, dan bahagia kian nyata.

Perasaan ini seharusnya tidak ada di antara kita berdua. Maafkan saya kalau saya mempunyai rasa yang tidak seharusnya ada. Kalau dirinya tahu tentang perasaan yang saya rasakan ini apakah nantinya kita akan tetap sama?

Keesokan harinya dikelas wowowowowow telinga saya sampai bosan mendegar kata-kata EH DILAN MILEA ABIS HUJAN-HUJANAN YA KEMARIN :)



Sejak tragedi ulang tahun teman saya, kedekatan kita makin intens, bahkan sudah mulai chatting lewat line bukan direct message instegrem lagi. Saat ulang tahun saya pun dia datang dengan teman-teman yang lain, beri kejutan ke rumah, tapi saya tidur, jadi gak terkejut.

Hari-hari berlanjut, dari yang hambar mulai ada warnanya. Tapi, warnanya abu-abu. Ibarat pulpen habis tintanya, gak nyata. Entah saya yang sudah kelewat baper, atau emang dia yang hanya singgah?

/bagian kesatu usai dulu, nanti saya lanjut ya/

Komentar