Penyempurna Patahku
Di saat kamu membaca ini, mungkin bagimu sudah tiada gunanya lagi. Bahwasannya kamu yang telah leluasa, yang dulu begitu kuasa kutempatkan di semua perayaan bahagia kita, kini tampak seperti tidak terjadi apa-apa. Foto kita yang memasang lembaran penuh tawa, akhirnya menjadi pengenang waktuku ketika aku sadar---dekatnya kita tak lagi seprti yang kulihat di dalamnya. Serta senyum-senyum itu, barangkali di matamu sudah tak tergambarkan kehangatan yang pernah kita teguk bersama. Beralih ke tempat yang pernah sama-sama kita langkahkan kaki, kedai roti itu---ah, ada rasa sesak di dada yang tak bisa aku jelaskan. Aku sempat tak percaya rasanya baru kemarin kita menghabiskan waktu berdua disana. Bahkan, kau genggam aku erat seraya tak membiarkan siapapun nantinya merebut hati ini. Namun, yang terlukis disana hanyalah ingatanku. Kenyataannya, kau tetap pergi. Ada konsep yang harus kujalani selepas berakhirnya kita; Kau bergerak mendapati lagi dirimu sebagaimana mestinya, memulai hal-hal ...