Aku (tak) Marah
Kau tahu rasanya menangis hingga sesegukan karena ditinggalkan? Bukan, maksudku karena pernah diistimewakan, kemudian diabaikan.
Kau tahu? Aku merasakannya.
Ada satu ketika aku pernah dianggap sebagai sosok olehmu. Dianggap sebagai perempuan yang pantas diperjuangkan, yang pantas untuk diistimewakan, dan yang pantas untuk dibanggakan. Perempuan mana yang tak menaruh harap pada laki-laki yang memperlakukannya seperti itu?
Lalu, ketika aku mulai tak tanggal darimu, kamu pergi meninggalkan.
Kamu mulai tak mendengar apapun yang aku katakan.
Kamu mengabaikan semua kekhawatiranku.
Kamu melakukan apapun tanpa lihat adanya aku disini.
Bahkan, kamu seolah melupakan bahwa kamu pernah menganggapku sebagai sosok yang kamu banggakan.
Kau tahu rasanya menjaga perasaan dengan sangat tetapi dibalas dengan semua kekecewaan? Kau tahu?
Apa kau tahu rasanya dituntut menjadi semua yang kamu inginkan tetapi tak ada balasan sedikitpun darimu? Dan hanyalah angan yang ku dapat?
Kau tahu?
Aku ingin marah,
Entah karena apa. Bukan karena aku benci padamu. Aku tak bisa benci padamu, sama sekali tak bisa
Aku tak marah,
Aku sama sekali tak marah padamu, sekalipun kamu tak pernah menganggapku lagi.
Aku hanya marah,
Pada diriku sendiri, yang berharap pada laki-laki yang selalu mengabaikannya.
Kau tahu? Aku merasakannya.
Ada satu ketika aku pernah dianggap sebagai sosok olehmu. Dianggap sebagai perempuan yang pantas diperjuangkan, yang pantas untuk diistimewakan, dan yang pantas untuk dibanggakan. Perempuan mana yang tak menaruh harap pada laki-laki yang memperlakukannya seperti itu?
Lalu, ketika aku mulai tak tanggal darimu, kamu pergi meninggalkan.
Kamu mulai tak mendengar apapun yang aku katakan.
Kamu mengabaikan semua kekhawatiranku.
Kamu melakukan apapun tanpa lihat adanya aku disini.
Bahkan, kamu seolah melupakan bahwa kamu pernah menganggapku sebagai sosok yang kamu banggakan.
Kau tahu rasanya menjaga perasaan dengan sangat tetapi dibalas dengan semua kekecewaan? Kau tahu?
Apa kau tahu rasanya dituntut menjadi semua yang kamu inginkan tetapi tak ada balasan sedikitpun darimu? Dan hanyalah angan yang ku dapat?
Kau tahu?
Aku ingin marah,
Entah karena apa. Bukan karena aku benci padamu. Aku tak bisa benci padamu, sama sekali tak bisa
Aku tak marah,
Aku sama sekali tak marah padamu, sekalipun kamu tak pernah menganggapku lagi.
Aku hanya marah,
Pada diriku sendiri, yang berharap pada laki-laki yang selalu mengabaikannya.
Komentar
Posting Komentar